KSO2ku dengan Si Orange

  Surat dan Pak pos adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan. Mengingat ini membuatku ingat jaman dahulu kalau ingat kok ya pengen ketawa tetapi memang nyata adanya hahaha.

Ada beberapa kisah mengenai surat dan Pak pos yang keberadaan di jaman milenial ini menjadi tersingkirkan dan terlupakan. Dunia gadget dan media sosial dan kecanggihan tehnologi dituding sebagai penyebabnya. Memang tidak bisa kita pungkiri akan hal tersebut apalagi untuk anak milenial alias anak jaman now.

Padahal kalau mereka tahu bagaimana serunya berkirim surat, berburu perangko, antri di kantor pos, harap-harap cemas menunggu kedatangan pak pos mungkin akan lebih memilih cara jadul ini (istilah anak milenial). 

Aku punya cerita dulu sering main ke kantor pos kenapa eh kenapa ? Karena kantor pos unit di wilayah Tipes itu ganteng namanya Mas Teddy. Banyak temen juga bilang begitu akhirnya membuktikan dan benar. 

Ke kantor pos yang hanya sekedar beli perangko, kartu pos, ataupun mengirimkan surat lamaran pekerjaan. Sampai akhirnya malah akrab dengan mas Teddy karena langganan bapakku di warung bakso juga hahaha.

Dia sudah beristri. Istrinya cantik namanya mba Yuni. Entah gimana kami jadi akrab terlebih setelah aku kerja di Perusahaan Batik daerah Laweyan dan mereka langganan di tempat aku bekerja.

Lain lagi cerita cie..

Aku belum pernah yang namanya menerima surat cinta haha karena memang belum pernah pacaran. Nah setelah menikah di awal pernikahan kan suamiku alias mas Purwo harus ke Jakarta. Jadi kami LDR alias jarak jauh. 

Aku pun telepon minta beliau kirim surat haha. Mas Purwo pun menyanggupi hihi. Jadilah kami mulai berkiriman surat.

Mas Purwo bilang mau nulis apa wong telepon saja bisa. Kujawab pokoknya terserah nulis apa yang penting kutahu rasanya menerima surat.

Setiap hari menunggu Pak Pos. Sambil nyanyi. Pak Pos.. pak pos adakah surat untukku Pak Pos 😂

Penantian pun terjawab. Seorang tukang Pos datang dengan senyum khasnya sambil menyerahkan sepucuk surat. 

Yeey surat cintaku yang pertama membikin hatiku berlomba seperti melodi yang jndah (lirik lagu Vina panduwinata) 

Ternyata rasanya wow berbunga-bunga ya haha sukar dilukiskan. Aku menulis ini saja sambil senyum-senyum sendiri 😁🤭 

Aku baca berulang surat itu. Padahal isinya sangat sederhana dan singkat hahaha. Yaitu tanya kabar dan cerita sedikit kegiatan mas Purwo. Surat itu kusimpan sampai sekarang di kamarku yang di Solo. Tahu tidak hihi waktu suamiku telepon cerita bagaimana pusingnya dia menulis surat. Mau tulis apa batinnya. Belum lagi mikir beli perangko sedangkan kantor pos jaraknya lumayan jauh jadi harus naik angkot untuk ke kantor pos. Belum lagi pulangnya yang harus memutar. Perjuangan banget 🤭 

Balasan suratku malah lumayan panjang haha. Niat banget ya aku. Cerita banyak alias mengarang bebas hihi.  

Masya Allah hal yang sepele sebenarnya ya tetapi memberi kebahagiaan luar biasa.

Apalagi dulu kalau pak pos mengantarkan wesel haha tetapi belum pernah dapat dong 🤭😀🥴 

Itulah sedikit cerita mengenai surat, perangko, Pak Pos dan Kantor Pos. Ya mungkin cerita mengenai hal ini akan bermacam-macam yang menghadirkan kenangan sendiri bagi semua orang.

Semakin majunya tehnologi dan jaman, memang membuatku jarang ke kantor pos ataupun berhubungan dengan surat dan perangko. O iya ingat banget dulu itu juga kalau ada undian atau sayembara atau kuis melibatkan kantor pos karena ditulis menggunakan kartu pos ataupun mengirimkan bungkus suatu produk menggunakan surat yang beralamat PO Box. Kurang paham sih sekarang masih berlaku atau tidak karena pengiriman dokumen juga sudah banyak menggunakan jasa ekspedisi yang semakin banyak bermunculan di negeri ini. 

Surat lamaran kerja yang dulu juga harus lewat pos sudah tergantikan dengan dikirim melalui email.

Semakin canggih tehnologi memang akan menggeser keberadaan surat menyurat dan kantor pos. Meskipun pengiriman paket masih tercover juga oleh kantor pos meskipun persaingannya juga ketat. Semoga kantor pos tetap diminati dan tidak lekang oleh waktu. Aamiin 🤲🏻

0 komentar