Menulis, Caraku Melestarikan Bahasa Indonesia

Waktu di Sekolah Dasar pelajaran yang biasa menjadi momok teman-teman adalah matematika. Bagiku bukan pelajaran berhitung itu melainkan bahasa Indonesia terutama mengenai mengarang.

Kesulitan untuk menggunakan kata dan kalimat baku, sesuai ejaan dan kamus besar bahasa Indonesia, kalimat efektif dan tidak efektif. Belum lagi penggunaan kalimat tanya.  Pusing 😂😩

Selain itu ketentuan paragraf maupun bentuk narasi atau deskripsi, alur, plot, kata ganti orang pertama, kedua, ketiga.  Duh tambah pusing lagi dah.

Itulah mengapa aku dulu malas menulis. Semua berubah ketika SMA mengenal yang namanya Majalah Cerpen atau kumpulan cerpen. Tergelitik untuk menggoreskan pena juga. Akhirnya buku catatan maupun buku kliping jadi sasaran hasil coretan. Sekali lagi hanya menulis apa yang terlintas di kepala tanpa narasi ataupun mendekati si KBBI maupun EYD  yang sekarang lebih dikenal dengan PUEBI.

Baru sekarang terbuka mata lebar bahwa menulis itu ya menulis saja. Memang harus sesuai dengan PUEBI maupun KBBI tetapi lebih mudah dipelajari sekarang dibanding dulu kecanggihan teknologi dan informasi membuat segalanya lebih nyaman dan mudah.

Berdasarkan pusat informasi dunia Maya alias internet yaitu Mbah Google maka akan kutuliskan sedikit yang sekaligus sebagai pengingatku yaitu :

1. Kata Baku dan tidak Baku 

Dalam konteks bahasa Indonesia, kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan ejaannya sesuai dengan apa yang ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Sedangkan kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang ada. Kata tidak baku juga memiliki ejaan yang tidak sesuai dengan KBBI.

Kata tidak baku biasanya muncul karena adanya kebiasaan menggunakan sebuah kata yang “salah” baik dalam penulisan maupun pengucapan.

Contoh :

Kata Baku              kata tidak baku 

Abjad.                      Abjaf

Azan                        adzan 

Atlet.                        Atlit 

Bus                           Bis 

Cabai.                       Cabe 

Dan sebagainya..

2. Kalimat Efektif dan tidak Efektif

Dilansir dari H. Dalman dalam Kreatif Menulis (2016), kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki potensi untuk menyampaikan pesan, ide, gagasan, atau informasi secara utuh, jelas dan tepat sehingga pembaca dapat memahami maksud yang diungkapkan penulis. (Kompas.com)

Contoh kalimat efektif adalah : 

Motor itu dipakai ayah tadi pagi 

Contoh kalimat tidak efektif adalah : 

Dipakai ayah tadi pagi motor itu. 

Nah, baru dua jenis itu saja sudah mulai nyut-nyutan nih kepala haha. 

Penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sebenarnya tidaklah serumit bahasa daerah contohnya bahasa Jawa (karena aku orang Jawa). Bahasa Jawa lebih banyak kaidah dan aturan tetapi entah mengapa karena bahasa Indonesia tertutup dengan bahasa gaul sehari-hari sehingga sedikit demi sedikit tergeser hingga akhirnya kata baku terlupakan.

Menulis ini memang membuatku sadar bahwa banyak sekali yang harus kupelajari lagi dan mau tidak mau, suka atau tidak suka harus menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai ejaan yang disempurnakan dan kamus besar bahasa Indonesia. 

Saat menulis kadang masih berpikir ini benar atau tidak ya kalimatku, ejaanku, dialogku. Dengan begini akhirnya aku pun mempelajari lagi bahasa Indonesia. Sebenarnya tidaklah sulit apalagi sekarang semua dipermudah dengan akses internet yang memudahkan. 

Menulis, menjadikanku berkenalan, menyapa dan silaturahim dengan bahasa pemersatu bangsa yang digaungkan tanggal 28 Oktober saat hari Sumpah Pemuda yaitu berbahasa satu .. Bahasa Indonesia.

Banggalah berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Menulislah dan hasilkan karya yang membuat anak cucumu mengenal, melestarikan dan  menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar dengan penuh kebanggaan.(AH)










2 komentar

  1. Iya mbaaak, aku pun bergumul dalam belajar memakai bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Untung banget ya sekarang sudah zaman internet!

    BalasHapus