Perjalanan Syukurku di 2021



2021 mendekati batas akhir. Tetapi langkah kecilku memasuki tahapan baru. Aku yang bukan siapa-siapa setapak demi setapak, selangkah demi selangkah, mengayunkan kaki memasuki pengalaman baru bagiku.

I'm not an actor and I'm not a star sebaris syair lagu Michael learn to rock penggambaran diriku yang memanglah bukan siapa-siapa. 🤭 Semuanya berubah sejak aku memutuskan untuk keluar dari zona nyaman.

Aku memang ibu rumah tangga biasa saja yang fokus dengan suami dan anak. Kemudian kusadar bahwa diriku juga mau produktif, ingin berproses dan haus akan ilmu sebab dunia parenting sekarang ternyata memang harus dipelajari karena banyak cabang-cabangnya. 

Begitu banyak peristiwa yang terjadi mengiringi langkah kecilku. Berbagai kejadian yang membuatku tersadar, terbangun dan mau tidak mau, suka tidak suka kujalankan karena itulah peranku dimana tugasku hanyalah taat. Mungkin sebagai teguran dari sang Khalik karena saat kumelangkah tak melibatkan-Nya, Allah rindu rintihanku. 

Memang banyak hal yang terjadi di tahun 2021 baik yang menyenangkan maupun tidak, baik untuk diriku pribadi maupun untuk banyak orang. 

Awalnya yang kutahu rasa syukur itu hanyalah pencapaian apa yang kita harapkan atau kita mendapat sesuatu ternyata bukan hanya itu. Luas sekali.

Pandemi yang dari tahun 2020 belumlah tertangani sampai pertengahan 2021 membuat banyak dampak untuk dunia, negara tercinta, semua warga negara tak terkecuali keluargaku. Berat memang karena mata pencaharian suamiku terhempas badai pandemi karena PPKM darurat sebagai langkah mengurangi laju covid 19. 

Terombang ambing dalam perahu yang diguncang ombak. 

Aku terpuruk.. 

Aku menangis.. 

Aku menjauhi-Nya.. 

Kemudian aku tersadar bahwa aku harus bangkit dan berdaya. 

Satu yang aku lupakan yaitu bersyukur ditengah badai. Mendekat dan bukan menjauh dari-Nya. 

Mulai membuka mata, mengurai satu demi satu apa yang bisa kulakukan meskipun dengan keterbatasan karena tinggal di rumah mertua yang juga sedang sakit. Mencoba produktif tanpa melupakan membersamai anak dan merawat mertua serta terpenuhinya rasa haus akan ilmu parenting.

Alhamdulillah dukungan keluarga, saudara, teman yang membuatku percaya bahwa aku tidaklah sendiri. Pekerjaan sebagai talent mengikuti zoom pun kulakukan meskipun penghasilannya hanya bisa untuk membeli 2 liter beras.

Allah membuka jalan yaitu  mempertemukanku dengan teman-teman baru yang menawarkan pekerjaan sebagai reseller. Kepercayaan dan kemudahan dari mereka, konsumen yang loyal dan Allah gerakkan untuk membeli dagangan yang kugelar di Story WhatsApp sedikit demi sedikit dapat membantu perekonomian keluargaku. 

Allah Maha Baik, suami dimudahkan saat melamar pekerjaan di lalamove sebagai pengantar barang dan food beverage. Alhamdulillah. 

Kesempatan demi kesempatan pun Allah bukakan untukku, menjadi admin di komunitas @ibuhebatku.id, tim materi di @gerakan binar, ibu penggerak yang menjadi mitra kemendikbud ristek, menjadi narasumber atau pemateri di gerakan binar dimana aku menyusun materi dan menyampaikannya saat kuliah WhatsApp, menjadi moderator dan host, menjadi pengisi read aloud dengan read aloud Jaksel. 

Belum lagi Allah pertemukan aku dengan dunia menulis yang menggiringku bertemu dengan orang-orang hebat di kelas literasi ibu profesional. Banyak ilmu kepenulisan menjadi bekal memberanikan diri menulis melalui buku antologi dimana buku pertama laku 8 buah. Masya Allah diluar ekspektasi ku bahwa ku yang dulu tidak suka pelajaran mengarang tetapi bisa menjadi salah satu kontributor. 

Akhir Maret 2021 tanpa diduga aku mudik ke Solo selama dua Minggu dengan biaya perjalanan dari adikku. Saldo rindu yang sudah menumpuk pun disedot melalui mesin ATM pertemuan dengan keluarga di kota kecil dengan slogan BERSERI.

Ibu mertua sakit. Ladang pahala menunggu untuk dituai meskipun dengan konsekuensi kemerdekaan dan kebebasan semakin sempit bagiku. 

Mengapa itu semua aku catat sebagai rasa syukurku?

Karena dengan adanya berbagai macam kejadian yang kurang menyenangkan tersebut muncullah berbagai macam pengalaman dan pelajaran diluar perkiraanku. Siapa yang menyangka aku yang grogi berdiri di depan kelas saat masih duduk di bangku sekolah, bisa menjadi moderator, menjadi ibu penggerak. Bukankah itu wajib dicatat sebagai rasa syukur?

Juga ketika seorang teman menghubungiku untuk membeli 5 buku antologi yang kupikir tidak ada yang membeli lagi. Bayar kontan dan bukan harga promo. Bukankah itu juga wajib disyukuri ?

Itulah catatan syukurku yang berusaha mensyukuri segala nikmatnya baik saat sehat maupun sakit, saat lapang maupun sempit, saat merawat ibu mertua, saat terpuruk secara ekonomi. Semuanya kusyukuri sebagai karunia-Nya yang luar biasa untukku tahun ini. Karena setiap peristiwa yang terjadi selalu ada rangkaian, ada sebab akibat, ada hikmah dan pelajaran serta pengalaman baru.

Aku yang dulu tidak biasa merawat orang sakit jadi belajar merawat mertua yang sakit, memahami emosi orang yang sudah tua dengan pemikiran seperti balita yang kadang iri dengan cucunya yang dibelikan sebuah donat. 

Bukankah hal tersebut merupakan nikmat juga yang harus disyukuri? Karena merawat orang tua adalah rizqi bekerja meskipun dirumah dan hasil belum seberapa adalah rizqi , masih bisa menghirup udara setiap hari dan badan sehat yang dapat digunakan untuk beribadah dan aktivitas adalah rizqi, teman dan sahabat serta keluarga yang selalu ada dan support adalah rizqi. Lalu nikmat mana lagi yang aku dustakan jika aku tidak mensyukurinya?

Itulah catatan syukurku tahun 2021❤️🥰 Alhamdulillah.

"Ingatlah Allah disaat senangmu maka Allah akan mengingatmu disaat sedihmu"




2 komentar

  1. Jadi kangen solo... 💕

    BalasHapus
  2. Luar biasa mbak perjalanan 2021.. penuh dengan kesulitan, tapi juga terbuka jalan ya mbak.. bersyukur untuk semua penyertaan dan pertolongan Tuhan. Semangat terus ya mbak Hanie, kita sama-sama belajar nanti di tahun 2022 *hugs hugs*

    BalasHapus